Di beberapa daerah di Indonesia sering kita jumpai jenis Rambut Gimbal tersebut. Sebut saja di Kawasan lereng Gunung Merbabu dan Kawasan Wisata Dieng di Wonosobo. Kedua kawasan tersebut selain dikenal sebagai kawasan obyek wisata yang berudara dingin juga terkenal dengan Anak-Anak yang berambut Gimbal. Bukan sebagai mode yang meniru Gaya artis Bob Marley, akan tetapi hal ini merupakan fenomena alam yang muncul secara misterius di kawasan tersebut.
Masyarakat di kawasan ini mempercayai bahwa anak-anak berambut gimbal adalah merupakan karunia/anugerah dari para dewa, sehingga mereka akan merasa bersyukur jika salah satu anak atau anggota keluarga mereka mempunyai rambut Gimbal.
Dalam kehidupan sehari-hari anak-anak rambut gimbal ini tidaklah berbeda dengan anak normal lainnya, dari sisi anak-anak mereka juga suka bermain dan bersenda gurau bersama teman-temannya. Satu hal yang membedakan adalah kekuatan fisik mereka melebihi anak pada umumnya, perilaku yang agresif yang cenderung nakal, dan mereka mempunyai ketahanan dari berbagai serangan penyakit yang sering menyerang anak-anak seperti flu, pilek. Akan tetapi anak-anak Gimbal ini bukan tanpa hambatan, karena biasanya setiap malam jum’at mereka selalu rewel.
Sejak kapan rambut Gimbal itu muncul ?
Anak-anak rambut Gimbal bukanlah merupakan pembawaan sejak mereka lahir. Saat bayi mereka terlahir sebagaimana anak yang lainnya. Biasanya gejala itu baru muncul saat anak menginjak usia 1 tahun. Perubahanpun terjadi secara tiba-tiba tanpa diawali oleh gejala-gejala tertentu, saat mereka berangkat tidur masih belum terlihat tanda-tandanya tetapi saat bangun tidur rambut sudah menjadi gembel.
Dalam perawatanpun anak-anak berambut gimbal juga tidak jauh seperti anak berambut normal. Mereka juga mencuci / keramas dengan shampoo setiap waktu. Yang membedakan adalah rambut tidak dipernah disisir dan di potong. Ada saat tertentu dimana rambut boleh dipotong. Apabila belum tiba waktunya rambut dipaksa untuk dipotong maka si anak akan gampang skit-sakitan hingga rambutnya tumbuh lagi dangan kondisi yang sama, bahkan dipercaya bisa mendatang bencana bagi keluarga tersebut.
Kapankah rambut gimbal boleh dipotong?
Dalam hal ini tidak ada patokan yang pasti, akan tetapi hal tersebut akan dilakukan pada saat anak telah cukup umur dan orang tuanya telah sanggup memenuhi syarat-syarat yang diperlukan. Pada umumnya saat anak berusia 7 tahun, merupakan waktunya untuk potong rambut, namun usia bukanlah menjadi patokan. Saat dimana anak rambut gimbal potong rambut dikenal dengan istilah potong gombak
Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh orang tua adalah berupa sesaji. Sesaji – sesaji ini merupakan lambang permohonan petunjuk dan keselamatan bagi perjalanan hidup si anak. Ada beberapa sesaji yang biasa digunakan, seperti :
- Ambeng bodro, berupa nasi yang dikelilingi lauk pauk tempe, tahu dan telur.
- Ambeng bobrok, berupa ketan yang diberi gula merah, jenag merah putih serta jajan pasar
- Sesaji lain yang diperlukan antara lain : kepala kambing, ingkung ayam, nasi tumpeng, bunga mawar, aneka minuman, kemenyan, air kendi, sisir dan cermin.
Nilai sesaji untuk potong gombak sangat bergantung pada kemampuan masyarakat yang menyelenggarakan, sehingga hal ini akan dilaksanakan bila orang tua sudah siap. Bahkan bila mempunyai kemampuan lebih sering diselenggarakan dengan pergelaran wayang kulit.
Syarat lain yang harus dilakukan saat potong gombak adalah orang tua harus memenuhi permintaan si anak rambut gimbal sebelum ritual dilaksanakan, sebab jika tidak dipenuhi dipercaya si anak akan sakit-sakitan dan akan mengalami banyak rintangan dalam perjalanan hidupnya.
Ritual potong gombak diawali dengan memohon ijin kepada yang maha kuasa untuk memotong rambut si anak. Kemudian tokoh masyarakat / dukun gombak mencukur habis rambut si anak, sebagai upaya untuk membersihkan lahir dan batinnya dari pengaruh jahat, agar dalam kehidupan dan perkembangannya terhindar dari gangguan kekuatan gaib yang berada dalam dirinya. Rambut yang telah dipotong diberi mantra, kemudian di buang/dilarung.
Di tempat lain, potong gombak dilakukan dengan cara yang berbeda. Setelah pemotongan rambut, dilanjutkan dengan ritual andha langit atau andha kencana. Si anak akan menaiki tangga yang terbuat dari dua batang tebu hitam dengan anak tangga buah pisang raja. Ritual ini dimaksudkan agar nantinya si anak mendapatkan pekerjaan yang mulia. Ritual dilanjutkan dengan prosesi midhang, yaitu 3 kali berjalan mengelilingi sesaji, kemudian menebar beras kuning, bunga, dan uang pecahan logam. Disela-sela prosesi si anak mengambil makanan sesaji, sebagai perlambang bahwa dia kelak bias mencari makan atau penghasilan yang cukup.
Tak seorangpun yang tahu kapan awal munculnya anak rambut gimbal ini. Namun masyarakat percaya bahwa anak-anak rambut gimbal tersebut berkaitan dengan keturunan Kyai dan Nyai Rogo Jiwo serta Kyai dan Nyai Rogo Dalem, yang bermukim di Gunung Semeru.
0 komentar:
Posting Komentar